Banyak orang cenderung memojokan segala yang disangka buruk. Dalam
berbagai pembicaraan / pembahasan akan menjadi seru ketika orang sedang
membahas yang jelek-jelek tentang orang lain.
Kita memang harus tiba pada suatu tahapan hidup
yang ideal dalam kerangka hidup orang beriman, dan Orang yang sudah tiba pada tahapan
ini, tidak akan menjelek-jelekan yang buruk terhadap orang lain karena dia
tahu bahwa semua orang berangkat dari kesalahannya sebelum mencapai pada
sesuatu yang lebih baik. Karena itu dari pada kita sibuk berbicara tentang
keburukan orang lain yang belum tentu berguna bagi dirinya, lebih baik terlibat
dalam pergumulannya dan mencoba menyelesaikan bersama – hal seperti ini mau menyadarkan
kita bahwa semu orang beragama adalah kita semua yang “Tidak bisa diukur” dalam arti
tertentu, tetapi kita adalah orang-orang yang setiap saat dinilai (bagaimana
keberadaan kita, apa yang sudah dilakukan, berguna bagi siapa dll). Jumat, 22 Februari 2013
Perbedaan Adalah Anugerah
Kenyataan dibalik pluralitas yang selalu diperbincangkan sebenarnya pilihan Bangsa ini (Pancasila cukup
menjawab kegelisaan kita terkait dengan masalah-masalah diseputar pluralisme)
Karena itu kita tidak perlu mengutak-atik atau mendebatkan tentang ada apa
dibalik semua itu tetapi marilah kita menjalaninya dengan penuh rasa syukur
kepada Tuhan yang telah memberi bagi kita kekayaan berupa keperbedaan di dalam
dunia ini (lebih khusus bangsa kita) Kalau kita terus berpolemik diseputar pluralisme
untungnya apa ? ujung-ujungnya "penonton bertepuk tangan".
Kita bicara soal pro dan kontara atau suka dan
tidak suka seharusnya turut membuka mata-hati kita tentang sejauh mana orang-orang beragama (Mulai dari Pejabat Gereja, pejabat Negara, masyarakat awam) memiliki kepekaan terhadap berbagai persoalan yang sedang terjadi di depan mata. Masalah-masalah
diseputar Pro dan kontara dalam hidup
beragama, realitas pluralisme, politik, kepemimpinan dan lainnya
menjurus pada keperbedaan hingga saat ini masih menjadi topik-topik pembicaraan
yang cukup hangat di mana-mana. Banyak
orang suka dengan suatu keadaan
yang aman-aman saja dan tidak mau
diganggu oleh orang lain, sulit menerima keperbedaan, sulit menerima kehadiran
dan keberadaan agama lain, dll, padalah kita lupa bahwa dalam dunia yang paling
kecilpun (Keluarga), ada begitu banyak corak keperbedaan – apakah ini sebuah
ancaman atau sebuah ujian untuk menegur dan menyadarkan kita tentang tugas
menata semua yang berbeda itu sebagai sebuah kekuatan fungsional demi terciptanya kehidupan yang lebih baik, tenang, aman dan membawa dampak yang positif bagi generasi masa depan.Kasus ???
Banyak
orang sering merasa kurang nyaman dengan kasus-demi kasus yang terjadi
disekitar (dari orang kecil sampai kepada para pembesar Negara) tetapi yang asal nama melihat kasus dan
bicara sembarangan juga banyak – maksudnya banyak orang tidak memilah-milah
kasus per kasus dan sering memakai satu kasus untuk menyalahkan semuanya dan
membenarkan semua yang belum terbukti. repot juga ya – mungkin sudah terlalu
banyak melakukan kesalahan sehingga tidak dipercaya lagi dalam masyarakat ha ha ha.
Masalah-masalah disekitar kita, banyak yang sifatnya praktis realistis tetapi
sulit teratasi – pada hal jelas-jelas kita telah mengetahui bahwa yang dilihat
itu salah.
Pertumbuhan Iman
Jika
aku harus bermegah,
maka
aku akan bermegah atas kelemahanku. (ayat 30)
Dalam
menjalani hidup ini, setiap orang tentu ingin keluar dari segala macam
penderitaan hidup yang dialami. Saya sangat yakin kalau: tidak akan ada orang
yang ingin supaya hidupnya menderita.
Kali ini,
Rasul Paulus mengatakan tentang sesuatu yang kelihatannya berlawanan dengan
keinginan dan perjuangan manusia-manusia sekarang ini. Sekilas tergambar bahwa
“Paulus berbangga tentang penderitaan yang dialaminya”. “Kebodohan” yang
dimaksudkan dalam bagian bacaan kita kali ini, lebih tepat mengarah pada sebuah
kepasrahan diri yang sungguh kepada Yesus Kristus, yang olehNya kita menerima
kesempurnaan.
Dikatakan pada ayat 17: “Apa yang aku katakan, aku mengatakannya
bukan sebagai orang yang berkata menurut Firman Tuhan, melainkan sebagai
seorang bodoh yang berkeyakinan, bahwa ia boleh bermegah”.
Hal ini, bukan berarti Paulus
adalah orang bodoh ! tetapi pernyataan ini, adalah sikap Paulus yang merendah
dihadapan Tuhan sumber Kasih.
Paulus
adalah salah seorang Rasul yang sangat terpelajar, tetapi kerendahan dirinya
adalah wujud dari kesadaran penuh – bahwa tanpa Allah dalam Yesus Kristus, kita
tidak akan memperoleh apa-apa. Paulus sangat berbangga tentang penderitaannya,
dia menyebarkan Injil Yesus Kristus penuh kerelaan, dan bersedia menerima
resiko yang terburuk sekalipun.
Banyak orang
percaya sekarang ini, yang merasa diri pintar, hebat dan punya sesuatu untuk
dibanggakan – tetapi untuk mendengar Pemberitaan Firman beberapa menit saja sudah
bosan;
Persekutuan yang sedang
ditumbuhkembangkan di hiasi juga, dengan orang-orang yang iri hati dan saling
membenci; Diberikan tanggung jawab untuk ini dan itu mengeluh merasa berat, dan
protes tanda tidak setuju, tetapi kalau uang di depan mata langsung setuju ha
ha ha ha ha.
Bagi saya,
tidak ada salahnya kalau orang Kristen mengeluh, tetapi yang salah adalah kalau
keluhan kita itu kemudian melukai dan menyusahkan orang , karena tidak tahan
kalau melihat kebaikan orang lain – dan ini yang sering terjadi.
Bagi Paulus;
Penderitaan dalam melayani Pekerjaan Tuhan adalah kesenangan baginya, meskipun
untuk kebanyakan orang adalah kebodohan. Dengan keyakinan iman yang sungguh; katakana saja, Paulus berani
mengatakan seperti itu, karena dia sendiri telah merasakan Jamahan Tangan
Tuhan.
Kita Semua
diminta untuk bertahan ditengah-tengah dunia yang telah ganas ini, dengan
keyakinan iman yang teguh bahwa: Hanya Allah saja yang bisa membenarkan kita. Dia yang membenarkan kita, adalah Dia jugalah
yang bisa mengampuni kita. Dan Dia yang mengampuni kita, adalah: Dia yang
sungguh mengetahui kelemaahan dan penderitaan kita. Bersama yesus; dalam kelemahan dan seberat
apapun penderitaan yang dialami kita akan dikuatkan untuk bertumbuh dan semakin
kuat dalam Iman, Pengharapan dan Kasih.
Kristus
telah “memecah-mecahkan” tubuhnya dan mencurahkan darahnya demi pendamaian dosa
kita; Bagi “orang yahudi”, ini seperti
kebodohan. Apakah diantara kita ada yang menganggap bahwa persekutuan kasih
yang sedang dibangun bersama Tuhan sekarang ini, adalah sebuah kebodohan ? Saya
kira tidak, dan saudara-saudara pun demikian.
Segala
penderitaan yang sedang dialami didunia ini, dan kehidupan bersama dengan orang
lain – jika dijalani dengan benar, dan takut Tuhan; Ini bukanlah kebodohan,
tetapi kebanggaan yang mengantar kita pada kemenangan yang berpengharapan
bersama Yesus. Bisa kan ?
DENGAR dan LAKUKAN
Perhatikanlah
suaraKu, hai bangsa-bangsa,
dan
pasanglah telinga kepadaKu,
hai
suku-suku bangsa !
Sebab
pengajaran akan keluar dari padaKu
dan
hukumKu sebagai terang untuk bangsa-bangsa.(ayat 4)
Orang Kristen kalau ke Gereja pasti membawa Alkitab,
ada juga yang tidak membawa Alkitab.
Sejak kecil kita sudah diajarkan
menghafal Doa Bapa Kami; yang pasti di
dalam Alkitab, terdapat begitu banyak muatan pengajaran, dan Hukum-hukum Allah
yang mengikat untuk mengantar kita pada jalan hidup yang benar dan sesuai
kehendak-Nya.
Bagi kita yang
telah memiliki Alkitab, rajin ke Gereja dan ibadah-ibadah lainnya; itu berarti,
orang Kristen sudah cukup tahu dan mengerti; bahkan ada juga yang sudah
menghafal begitu banyak ayat Alkitab, tetapi tidak sedikit dari kita yang lupa
melakukan sesuai apa yang telah diketahui dalam Alkitab. Saya, anda dan kita
semua mungkin pernah mengalami kegagalan-kegagalan hidup tertentu, dan ini
bukan Akhir dari segalanya. Kita masih berproses di dalam dunia pemberian-Nya.
Tuhan telah mengajarkan kita suatu pola hidup
yang ideal yaitu: Hidup dalam kasih dan ketaatan.
Dikatakan pada ayat 4: “Perhatikanlah
suaraKu, hai bangsa-bangsa, dan pasanglah telinga kepadaKu, hai suku-suku
bangsa ! Sebab pengajaran akan keluar dari padaKu dan hukumKu sebagai terang
untuk bangsa-bangsa”.
Kita Semua,
diminta untuk memperhatikan, mendengarkan, lebih dari itu; memberlakukan
pengajaran dan hukum-hukum Tuhan dengan tertanggung jawab dalam keseharian
hidup. Ini sangatlah penting bagi kita, yang biasanya tau menghukum,
menyalahkan, dan memperdaya; tetapi tidak tau atau lupa memberlakukan kehendak Tuhan dengan benar.
Bagi orang
percaya; Tuhan telah mendekati umat-Nya dengan turun dan terlibat secara
langsung ditengah-tengah ketidaktaatan
dan ketidaksetiaan umatNya. Kebaikan
Allah dalam kepenuhan kasih-Nya menjamah yang lemah, sakit, miskin, tertindas.
Kelepasan
dari belenggu dosa telah kita dapati melalui pengorbanan Yesus Kristus; namun
kita belum berhenti sampai disini, kita masih harus melanjutkan apa yang keluar
dari mulut-Nya dan apa pula yang dilakukan dengan tangan-Nya. Bagi kita yang
sudah membaca Alkitab, sudah mendengar,
dan sudah memahami kehendak Tuhan ? Tuhan mau bilang ke kita semua ! Lakukanlah ! Tetapi jangan lupa, bahwa:
apapun yang akan dilakukan; Lakukanlah sesuai kehendak Tuhan, dan orang yang
mau melakukan sesuai dengan kehendak Tuhan itu, harus dimulai dengan penilaian
terhadap diri sendiri sebagai orang yang pernah berbuat dosa: Apa yang telah
saya lakukan selama ini ? Apa penilaian orang lain terhadap saya ?,,,, Ternyata
sudah banyak penilaian buruk terhadap saya, anda, dan kita semua. Sampai disini,
pertobatan menjadi sesuatu yang sangat penting bagi kita yang sudah mendengar
dan mau melakukan kehendak Tuhan.
Syair Lagu Kidung Jemaat nomor
357 kembali mengingatkan kita:
DENGARLAH
PANGGILAN TUHAN
Dengarlah panggilan Tuhan, dan oleh kuasaNya
Kau jadi anak Tuhan, pelayan umatNya.
Gunakanlah bakatmu,Pemberian kasihNya;
Amalkanlah karyamu,Bagi manusia.
Percaya pada Tuhan, tanganNya pandumu
Dan kasih anug’rahNya, tumpuan bagimu.
Berikanlah bantuan, bagi sesamamu;
Pancarkan cahaya Tuhan di dalam hidupmu.
Seperti
inilah yang harus kita lakukan; sambil
menanti janji Keselamatan Allah, yang dari padaNya tetap untuk selama-lamanya”.
Langganan:
Postingan (Atom)