Kamis, 14 Maret 2013

Menjadi Lebih Berarti

Dalam kehidupan sosial, penyalahgunaan wacana sering dilakukan oleh tukang gossip, pemfitnah, agitator, dan orang-orang yang suka menyalahgunakan kewenangan. Seperti tindakan komunikasi lainnya, penyalaggunaan wacana ini melakukan pengolahan kata, pemilihan fakta dan pengaturan pemublikasian. Di tangan para profokator – demikianlah kalau kita "setuju" untuk menyebut penyalahguna "wacana"  – discourse berubah menjadi discourteous. Wacana yang semula dimanfaatkan untuk mengkonstruksikan realitas berubah menjadi alat untuk melakukan hal-hal yang tidak senonoh (discourteous) berupa gosip, fitnah, agitasi dan lain sebagainya untuk kepentingan dirinya. Wacana yang awalnya bisa digunakan untuk kepentingan kampanye sosial, pemasaran, dakwah, pengajaran dan sejenisnya, ditangan provokator berubah fungsi menjadi alat untuk menyerang orang lain, merusak moral masyarakat, dan menghancurkan keteraturan sosial. ( bc. Prof Dr Ibnu Hamat – dalam buku Komunikasi Sebagai Wacana – cetakan pertama, Januari 2010) Hak Penerbitan: La Tofi Enterprise).

Kehidupan sosial dewasa ini ; tidak terlepas dari berbagai pergolakan yang menuntut keseriusan bersama; bahwa masalah politik, hukum,  ekonomi, pendidikan, agama, dll ; bahkan berbagai berita diberbagai media massa cukup memberi gambaran tentang keberadaan Bangsa Indonesia (dari pusat sampai ke daerah-daerah), demonstrasi muncul di sana-sini, pemerkosaan/pelecehan seksual, penyalahgunaan kekuasaan, kasus mutilasi, penjualan orang, masalah tenaga kerja Indonesia di luar negeri, pengrusakan rumah ibadah, premanisme, dll - memberi gambaran ketidaknyamanan orang hidup di negeri sendiri.

Tentunya tidak ada seorangpun yang menginginkan hidup dalam penderitaan, dan karena itu pula seharusnya penbesar-pembesar di negara Indonesia semakin gelisah dan segera mengupayakan penyelesaiannya, bukan sebaliknya memanfaatkan kehancuran untuk keuntungan pribadi atau golongan. Yang pasti masyarakat kecil sedang menderita, kehidupan sosial semakin tidak teratur, kerendahan diri dari orang-orang yang katanya beragama pun menjadi "tanda tanya". Uhh !

Mudah-mudahan gempuran provokator diberbagai tempat untuk kepentingan tertentu dapat diatasi oleh pihak yang berwenang. 
"Ada keinginan yang lebih mulia daripada sekedar menjadi seseorang yang berarti di dunia ini. yaitu, untuk merendahkan diri dan membuat kehidupan orang-orang disekitar menjadi lebih berarti" (Henry van Dyke)

Rabu, 06 Maret 2013

BOM

Seorang wartawan sedang mewawancarai pendeta yaang gerejanya di BOM. Puji Tuhan, ketika dibom gereja itu kosong sehingga tidak ada korban.

Wartawan: "Bagaimana perasaan bapak setelah gereja bapak dibom?"
Pendeta: "Wah , Tuhan itu sungguh baik Mas, dan saya sangat bersyukur."
Wartawan : "Lho, kenapa Pak Pendeta malah senang?"
Pendeta : "Tenang dulu, memang Gereja itu sudah ingin kami renovasi, maka bom itu telah memudahkan kami untuk membongkarnya."

KEBERHASILAN !!!

Tiap kali melihat orang berhasil, sering orang tergugah dengan keberhasilan orang lain.  Karena itu, tidak kurang dari orang-orang yang hidupnya sedang menderita, belum memiliki pekerjaan tetap dll, ingin kalau bisa cepat sukses tetapi banyak dari kita yang ingin sukses, jarang bertanya tentang bagaimaana mereka yang telah sukses menggapai kesuksesannya. Kita hanya mau tahu apa yang mereka dapatkan dan bagaimana menikmatinya, itu sebabnya keberhasilan sering kali tidak berpihak kepada kita yang hidupnya cuma berkhayal; sehingga jangan heran ketika banyak diantara kita yang hanya bisa menjadi penonton.
Keberhasilah mahal harganya; karena itu, keberhasilan butuh semangat juang yang tinggi.
Keberhasilan adalah milik semua orang yang mau berjuang,  rela berkorban, dan hidup penuh kasih!  

Relasi Eksternal !!!

Banyak hal terus terjadi dalam hidup ini;  mungkin beberapa waktu yang telah terlewati kita melakukan kesalahan fatal dengan  membuat orang menderita, kita berdosa – mungkin ada yang merasa bersalah, ada juga yang tenang-tenang saja, ada yang beranggapan lebih baik lupakan saja; bagi orang beragama ini tidak boleh terjadi; mengapa ? karena kesalahan dan dosa itu tidak bisa dilupakan begitu saja, atau sekedar diingat-ingat nanti berdoa sendiri. Pastinya Orang beragama  sering berdoa – katakan saja kalau kita memohon ampun kepada Tuhan pasti di ampuni – tetapi jangan lupa bahwa – sebelum kita datang untung membangun relasi internal dengan Tuhan, kita harus terlebih dahulu memantapkan relasi eksternal dengan orang lain (minta maaf kepada mereka yang pernah kita lecehkan, dimaki-maki, dirugikan, dimusuhi dan perbuatan-perbuatan tidak benar lainnya). 
Jadi selesaikan dulu relasi eksternal kita baru kemudian masuk dalam relasi internal bersama Tuhan.

Catatan Singkat Tentang Baptisan


Baptisan Darurat diberikan kepada orang yang akan meninggal (yang belum dibaptis) biasanya bayi dan orang yang sakit keras.
Baptisan Darurat di lakukan dalam Gereja RK dan Gereja Lutheran – dasarnya bahwa Baptisan di anggap meberikan pengampunan  maka orang tidak bisa selamat tanpa Baptisan (Ini ajaran RK dan Gereja Lutheran)
Intinya Baptisan yang sesungguhnya bagi Orang Kristen ditetapkan oleh Yesus sendiri – Yesus memerintahkan untuk membaptis (Matius 28:19). Memang sebelum Yesus terangkat ke sorga sudah Ada Baptisan sebelumnya (BAPTISAN PROSELIT/’Datang Pada’…) yang dilakukan Yohanes Pembaptis; Tetapi bagi kita sekarang ini – yang harus dipegang adalah PERINTAH YESUS……. Mau mengikuti Yesus atau Yohanes Pembaptis ……(tinggal pilih) padahal Yohanes Pembaptis sendiri menyuruh muridnya mengikuti Yesus ha ha ha ha . Bagi kita Yesus memperkenalkan Allah yang seutuh-utuhnya yaitu dalam diriNya.
Baptisan itu penting, tetapi yang lebih penting dari itu adalah kita dibaptis dalan nama siapa ? ini yang lebih penting. Jadi kalau orang Kristen sudah pernah dibaptis dalam Nama Allah Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus – Apakah kita perlu diBaptis lagi dengan nama yang sama ? Banyak orang meributkan tentang ‘tata cara baptisan’ kerena itu ada yang merelakan dirinya diBaptis 2 Kali (dari satu gereja – ke Gereja yang lain) seperti orang yang Tidak Meyakini Kuasa Tuhan dibalik Batisan itu yang telah menguduskan kita. Kita perlu jujur mengakui bahwa tata cara itu tidak menyelamatkan kita; tata cara hanyalah alat saja. Dan Tuhanlah yang menguduskan cara kita untuk masuk dalam persekutuan dengan Dia. Seperti Di Baptis dengan cara ‘percik air di kepala’ asalkan apa yang dilakukan adalah untuk Tuhan dan meminta Tuhan menguduskannya – Pasti Tuhan berkenaan.  Lain lagi kalau kita dibaptis dua kali itu, hanya untuk mensahkan keanggotaan aliran gereja tertentu ini bukan intinya. Sekali lagi intinya adalah Tuhan yang memungkinkan kita ada dan hidup di dunia ini.

Jumat, 01 Maret 2013

RENSTRA JEMAAT GPM HONITETU


BAB IV
VISI,  MISI,  TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

IV.1.  VISI
a.      Visi Gereja Protestan Maluku:
 “Menjadi gereja yang memiliki kualitas iman dan karya secara utuh untuk bersama-sama dengan semua umat manusia dan ciptaan Allah mewujudkan kehidupan yang berkeadilan, damai, setara dan sejahtera sebagai tanda-tanda kerajaan Allah di dunia”

b.    Visi Pengembangan Jemaat Honitetu:
“Menjadi jemaat yang memiliki ketahanan iman, kemandirian teologi, daya dan dana serta panggilan melayani yang kuat, dan menghargai anugerah Allah, demi  terwujudnya kehidupan yang damai dan sejahtera” .
IV.2.  MISI

a.     Misi Gereja
“Mengembangkan kapasitas gereja secara integral untuk memenuhi amanat panggilan sebagai gereja Kristus yang hidup di kepulauan Maluku dalam konteks pelayanan di Indonesia dan dunia”.

b.      Misi Pembangunan Jemaat Honitetu
Misi pembangunan Jemaat meliputi:
1.      Meningkatkan Spiritualitas Umat.
2.      Mengoptimalkan program-program pelayanan.
3.      Meningkatkan kesadaran umat terhadap bahaya Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
4.      Meningkatkan Persekutuan Umat.
5.      Meningkatkan pendapatan konfensional gereja.
6.      Meningkatkan pembinaan dan pendampingan umat.
7.      Meningkatkan kualitas Sumber Daya Warga Gereja di jemaat.
IV.3.    TUJUAN STRATEGIS
1.      Meningkatkan peran dan fungsi SM-TPI sebagai basis Pendidikan Formal Gereja di Jemaat.
2.      Meningkatkan kesadaran tentang bahaya minuman keras dikalangan pemuda gereja.
3.      Meningkatkan kehadiran anggota AMGPM dalam ibadah AMGPM.
4.      Meningkatkan kehadiran anggota wadah pelayanan perempuan dalam ibadah wadah pelayanan perempuan.
5.      Meningkatkan kehadiran anggota wadah pelayanan laki-laki dalam ibadah wadah pelayanan laki-laki.
6.      Meningkatkan pemahaman umat tentang persekutuan.
7.      Meningkatkan kehadiran umat dalam ibadah minggu.
8.      Meningkatkan kehadiran umat dalam ibadah unit/sector.
9.      Meningkatkan pendampingan pastoral kepada anggota jemaat.
10.  Meningkatkan keterpanggilan perangkat pelayan dalam pelayanan gereja di jemaat.
11.  Meningkatkan pendapatan gereja yang bersumber dari  Sumber Daya Alam di jemaat.
12.  Mewujudkan kesejahteraan hidup anggota jemaat status social lemah.
13.  Meningkatkan kesadaran umat tentang bahaya kerusakan alam dan lingkungan sekitar.
14.  Meningkatkan dukungan sarana dan prasarana gereja untuk menunjang pelayanan gereja di jemaat.
15.  Meningkatkan pengelolaan keuangan gereja di jemaat.
16.  Mengupayakan sertivikasi Tanah Gereja.

IV.4.    SASARAN STRATEGIS
a.   Sasaran Strategis Pengembangan Kapasitas Umat :
1.      Terpenuhinya tenaga pengasuh SMTPI.
2.      Meningkatnya kesadaran pemuda tentang bahaya MIRAS.
3.      Meningkatnya kesadaran anggota AMGPM tentang pentingnya ibadah AMGPM.
4.      Meningkatnya kesadaran anggota wadah pelayanan perempuan jemaat untuk beribadah dalam wadah pelayanan perempuan.
5.      Meningkatnya kesadaran Anggota Wadah pelayanan Laki-laki jemaat untuk beribadah dalam wadah pelayanan laki-laki.
6.      Meningkatnya pengetahuan umat tentang pentingnya persekutuan.
7.      Meningkatnya kesadaran umat tentang pentingnya Ibadah Minggu.
8.      Meningkatnya kesadaran umat tentang pentingnya Ibadah Binakel.
9.      Meningkatnya kesadaran umat tentang pentingnya pendampingan pastoral.
10.  Meningkatnya keterpanggilan umat dalam pelayanan gereja di jemaat.
11.  Meningkatnya pemanfaatan lahan pertanian milik gereja di jemaat.
12.  Meningkatnya tingkat pendidikan anggota jemaat status sosial lemah.
13.  Meningkatnya pemahaman umat tentang pentingnya lingkungan hidup dan alam sekitar.
14.  Meningkatnya partisipasi warga jemaat dalam mendukung proses pembangunan sarana-prasarana gereja di jemaat.
15.  Meningkatnya pemahaman Tim Verifikasi jemaat tentang pentingnya fungsi pengawasan dan pengendalian harta milik gereja di jemaat.

b.      Sasaran Strategis Pengembangan Kapasitas Pelayan :
1.      Meningkatnya Sumber Daya Pengasuh yang trampil dan berkualitas.
2.      Meningkatnya pendampingan gereja terhadap pemuda gereja di jemaat.
3.      Meningkatnya rasa keterpanggilan pengurus dalam ibadah AMGPM.
4.      Terciptanya Ibadah dan model liturgi ibadah wadah pelayanan perempuan yang menarik dan veriatif.
5.      Terciptanya Ibadah dan model liturgi ibadah wadah pelayanan laki-laki yang menarik dan variatif.
6.      Meningkatkan partisipasi perangkat pelayan dalam membangun persekutuan jemaat.
7.      Terciptanya Ibadah Minggu yang menarik.
8.      Terciptanya metode Ibadah Unit/sektor yang variatif.
9.      Meningkatnya komitmen Majelis jemaat dalam mengatasi maslah-masalah yang dihadapi anggota jemaat.
10.  Meningkatnya rasa keterpanggilan MJ dan Perangkat Pelayan.
11.  Meningkatnya modus pencarian dana oleh unit dan wadah-wadah pelayanan.
12.  Meningkatnya kemampuan Majelis Jemaat dan perangkat pelayan dalam memperhatikan. anggota jemaat status sosial lemah.
13.  Meningkatnya partisipasi pelayan dalam memelihara alam dan lingkungan di jemaat.
14.  Meningkatkan kemampuan Majelis Jemaat dalam mengelola Harta Milik Gereja di jemaat.
15.  Meningkatnya penguasaan tugas dan tanggung jawab Bendahara Jemaat.

c.   Sasaran Strategis Pengembangan Kapasitas Kelembagaan :
1.      Meningkatnya implementasi PFG yang berkualitas sesuai standar Kurikulum PFG GPM.
2.      Meningkatnya koordinasi dan sinkronisasi tugas pelayanan antar organisasi AMGPM dan Pelayanan Gereja di Jemaat.
3.      Meningkatnya fungsi koordinasi pelayanan antar organisasi dan pelayanan di jemaat.
4.      Menguatnya koordinasi dan konsolidasi tugas pelayanan antar wadah pelayanan perempuan dan pelayan di jemaat.
5.      Meningkatnya koordinasi dan konsolidasi tugas pelayanan antara wadah pelayanan laki-laki dan pelayan di jemaat.
6.      Tersedianya ruang ruang persekutuan di jemaat.
7.      Meningkatnya pembinaan umat sesuai standar LPJ GPM.
8.      Meningkatnya koordinasi dan sinkronisasi tugas pelayanan antar unit/sector dan pelayan.
9.      Membaiknya managemen waktu MJ dlm melaksanakan pelayanan pastoral.
10.  Menguatnya koordinasi dan sinkronisasi tugas dan Fungsi Pelayan gereja.
11.  Terciptanya konsep pengembangan ekonomi jemaat.
12.  Meningkatnya pelayanan social bagi anggota jemaat status social lemah oleh gereja.
13.  Meningkatnya pendampingan pelayan dan stakeholder di jemaat.
14.  Terbangunnya bangunan gedung gereja Maranatha di Jemaat.
15.  Meningkatnya sistim pengkaderan dikalangan pelayan.
16.  Terlaksananya optimalisasi legitimasi asset gereja di jemaat.